Memahami perbedaan dengan bijak

Sungguh memprihatinkan dan ironis melihat kenyataan dalam kehidupan manusia yang selalu dilanda perpecahan,pertengkaran, bahkan saling bunuh, dan semua itu di dasari oleh masalah "Perbedaan".

Perbedaan adalah elemen dasar dari keberadaan dan kehidupan:
- Lampu listrik bisa menyala karena kerjasama antara 2 sifat arus listrik yang berbeda, yaitu arus negative (-) dan arus positif (+)
- Orang bisa menikmati kekayaan materi karena adanya orang miskin materi, karena jika semua orang kaya, maka tak ada yg mau jadi pekerja, jadi sama susah dan capeknya...
Dua contoh di atas adalah fakta sederhana, dan tak perlu saya tulis semua tentang kebenaran dari "perbedaan", karena memang seluruh isi alam semesta dan kehidupan tersusun dari harmonisasi perbedaan.

Dalam urusan cinta, pada jaman modern ini telah di kumandangkan suatu slogan dan prinsip untuk suatu perpecahan/perceraian dengan nama "Perbedaan" , dengan mengatakan "..kami sudah tidak ada kesamaan , maka sebaiknya berpisah/bercerai, dan menempuh jalan masing-masing".

Dalam urusan keyakinan, banyak yang menjadi teroris dan melakukan pembunuhan masal seperti hewan, oleh karena "perbedaan" memahami dalil, dengan mengatakan "...dia salah dan saya yang benar"

Dalam segala hal "perbedaan" di jadikan kambing hitam untuk mengambil keputusan sebagai tameng untuk menutupi ketidak mampuan-nya mengatasi masalah.

Saya suka memberikan nasehat kepada keluarga saya yang sedang bertengkar dengan mengatakan "...lupakanlah siapa yang salah dan siapa yang benar, kita ini keluarga , jadi cari jalan terbaiknya, dan hargai pendapat kita masing-masing, tetap utamakan tanggung jawab kalian sebagai keluarga dan tetap bekerja sama "


Mutiara motivasi diri
"Tak ada manusia yang sempurna dari kekurangan...tak ada manusia yang tak pernah membuat salah, meskipun dia seorang Nabi pilihan Tuhan...Semua manusia bereaksi berdasaran latar belakang kehidupannya masing-masing, dan secara kodrat memang latar kehidupan semua orang pasti berbeda (meskipun 2 orang kembar) , sehingga akan menciptakan sudut pandang yang berbeda pula dalam memandang masalah......
Maka...terimalah kekurangan orang lain dengan iklas, supaya orang lain juga bisa menerima kekurangan kita....dan hargailah kelebihan orang lain dengan lapang dada, supaya orang lain juga bisa menghargai kelebihan kita..."

Belajar menjadi bijak sama sekali bukan refleksi jiwa yang mulai memasuki usia tua ,ataupun refleksi jiwa yang mulai pasif dan malas...tapi merupakan langkah nyata untuk berbuat adil,menghargai, menyayangi,mensyukuri,mengenali diri sendiri .

Orang yang bijak bukan berarti orang yang sabar secara emosional, tapi orang yang berfikir dengan tepat pada suatu permasalahan dan berani menerima serta melihat kenyataan dengan ikhlas dan sportif.........sebaliknya orang yang tidak bijak adalah orang yang tak mau berusaha menerima dan melihat kehidupan secara apa adanya, selalu mengingkari dan membuat manipulasi.

"Jika ingin kuat ,maka ketahuilah kelemahanmu" - Pria

2 komentar:

  1. Terima kasih Mas Iwan, atas motivasinya untuk saya.
    Jujur, saya sangat tidak menyangka atas banyaknya sahabat blogger yg merespons kisah nyata saya itu.

    Sekali lagi, trimakasih Mas, maturnuwun.

    Buat sahabat2 semua yg masih ingin memotivasi saya, silakan. Saya tunggu kedatangannya di Mantan Copet Itu Akhirnya Jadi Seorang Pengusaha.

    Mungkin Mas Iwan punya temen, ajak saja main ke tmpt saya Mas.

    BalasHapus
  2. artikelnya bagus banget tpi di lapangan sangat jauh berbeda apa yang kita harapkan, alangkah indahnya jika perbedaan yang ada artikel ini benar-benar nyata dalam kehidupan sehari-hari.

    BalasHapus

Gaya Pacaran Remaja Sekarang,buat pangling!

Dunia remaja adalah salah satu objek yang sangat di perhatikan dikalangan masyarakat,karna banyak yang sudah kita ketahui kisah asmara remaj...